Rabu, 09 Januari 2013

"Recovery Merapi", Keprihatinan Daniel Sahuleka


"Recovery Merapi", Keprihatinan Daniel Sahuleka


danieljogja

IndonesiaSeni.com, Yogyakarta - Ada wajah haru yang tak mampu disembunyikan Daniel Sahuleka, melihat betapa parahnya lokasi bencana Merapi. Penyanyi  Belanda yang populer dengan lagu "Don’t Sleep Away" itu mengaku prihatin dan sedih melihat kondisi para pengungsi. "Aku tak bisa bilang apapun. Sungguh aku sangat sedih melihat mereka," ujar Daniel Minggu (2/1) di Jogja.

Daniel mengaku dia sama sekali tak membayangkan Jogja bisa ditimpa bencana sedemikian dahsyat. Karena dalam bayangannya, Jogja adalah kota yang aman dari bencana. Apalagi beberapa bulan sebelum terjadinya bencana, dirinya baru saja berpentas untuk menghibur kedatangan Miss Universe 2010 di Taman Wisata Candi Prambanan.  Oleh karenanya, saat terjadi bencana, Daniel tak lepas memantau berita dari layer televisi.

Daniel Sahuleka yang lahir di Semarang dan bermukim di Belanda  itu merasa bahwa Indonesia adalah tanah airnya yang ke dua. Sehingga setiap peristiwa besar yang terjadi di Indonesia selalu menyita perhatiannya. Karenanya di pergantian Tahun Baru 2011 ini Daniel melelang koleksi gitarnya untuk disumbangkan pada para korban bencana Merapi. "Saya hanya pemusik. Saya tak mampu  berbuat apa-apa, kecuali hanya membantu yang saya bisa," ujar Daniel.

danieljogja2

Konser  amal "Recovery Merapi" yang digelar di Sheraton Mustika Yogyakarta pada malam pergantian tahun 2011 berlangsung sukses. Meski Daniel hanya tampil dengan gitar akustik, namun sekitar 300 tamu undangan yang hadir malam itu merasa terhibur oleh koleksi tembang-tembang lawas yang pernah populer di Indonesia. Bahkan konser itu berhasil mengumpulkan dana sekitar Rp.30 juta yang berasal dari hasil lelang koleksi gitar Daniel serta dana CSR Sheraton.

Namun, bukan hanya itu, sebelum kembali ke Belanda, Daniel menyempatkan mengunjungi para korban bencana Merapi di shelter penampungan pengungsi di Sleman Yogyakarta untuk melihat kondisi mereka dari dekat. Setelah itu, Daniel juga mengunjungi desa Srunen, Glagah Harjo, Cangkringan  Sleman untuk menyaksikan dari dekat lokasi bencana terparah dalam sejarah letusan Merapi. Daniel bahkan mengambil gambar setiap sudut demi sudut, tiap lokasi bencana, lewat handycam pribadinya "Aku akan kabarkan pada semua warga di Belanda untuk membantu warga disini," ujar Daniel. Menurut Daniel, masih ada harapan bagi warga Merapi untuk menata hidup yang lebih baik. Namun, pemerintah perlu segera memikirkan nasib warga Merapi. Sebab, mereka tak bisa terlalu lama tinggal di tempat penampungan. "saya masih melihat harapan baru. Namun, pemerintah harus segera memikirkan nasib mereka," ujar Daniel.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar