Panduan Lengkap Mendesain Logo
Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas lebih jauh tentang desain logo. Desain logo merupakan salah satu bidang dalam desain grafis yang sangat menarik untuk digeluti dikarenakan dasar perancangan sangat berpusat kepada konsep dan bukan pada tehnik. Jika kamu tertarik dengan desain logo, mungkin artikel ini adalah awal yang baik untuk memulai menambah wawasan kamu terkait apa-apa saja yang dibutuhkan oleh seorang desainer logo. Okay, Lets get started!
1) Logo, Identitas, dan Brand
Banyak orang menganggap logo, identitas, dan brand dari sebuah perusahaan adalah sama. Tapi sebenarnya, kendati ketiga hal tersebut dimainkan dalam satu alur yang sama dan berfungsi saling mendukung, ketiga-nya memiliki definisi yang jauh berbeda satu sama lainnya, berikut penjelasannya :
Logo
Logo adalah suatu tanda atau simbol yang bertujuan mengidentifikasi sebuah perusahaan atau entitas. Logo tidak berfungsi untuk menjual, dia hanya mewakili identitas dari sesuatu.
Jika diibaratkan dengan seseorang, logo itu adalah wajahnya. Kita biasa mengenali seseorang ketika melihat wajahnya, baru kemudian teringat dengan sifatnya, prilakunya dan lain sebagainya. Begitu juga dengan logo yang mewakili perusahaan, kita mengenali perusahaan dari logonya, baru kemudian mengingat bagaimana pelayanannya, kualitas produknya, dan lain sebagainya.
Identitas (Identity)
Identitas adalah aspek visual yang membentuk bagian dari keseluruhan merek. Identitas merupakan perwajahan suatu perusahaan dalam bentuk visual seperti penggunaan warna, gambar, tipografi, dsb. Identitas biasanya mengacu kepada guideline atau pedoman yang dirancang khusus sebagai panduan dalam menggambarkan perusahaan dalam bentuk visual.
Contoh dari identitas biasa terdiri dari beragam perangkat visual seperti desain stationery, flyer, brosur, website, seragam, papan nama, dan berbagai perangkat lain yang tergolong kedalam bentuk visual.
Brand
Persepsi umum yang sering muncul adalah bahwa brand hanyalah sebatas logo, penggunaan warna, tipografi, dan sebuah slogan. Ini adalah persepsi keliru tentang brand. Lantas apa itu brand? Brand adalah persepsi emosional terhadap citra perusahaan secara keseluruhan. Brand dibangun dengan proses, konsistensi, dan komitmen.
Suatu brand akan membentuk persepsi positif jika memberikan kualitas dan pelayanan yang baik. Suatu perusahaan bisa berupaya membentuk brand yang positif, tapi keputusan tetap ada pada kostumer.
Brand terdiri dari berbagai aspek, seperti Brand Name (nama dari suatu produk atau jasa), Brand Positioning (segmen pasar dan prioritas jenis usaha), Brand Management (aplikasi tehnik marketing yang digunakan), dsb.
Kira-kira, jika diilustrasikan sebagai seseorang, Logo, Identitas, dan Branding kurang lebih seperti ini :
Logo dari Pak Mario Teguh adalah wajah Pak Mario, identitasnya adalah perawakan, cara berjalan, senyum, jenis pakaian yang dipakai, rambut klimis, kacamata, dll. Sedangkan brand-nya adalah sikap & prilaku seperti ramah, sayang keluarga, santun, murah senyum, menginspirasi, suka memberi nasihat, dan lain sebagainya.
2) Memilih Aplikasi / Software
Logo sebaiknya didesain dalam format vector graphic. vector adalah suatu format dimana bentuk grafis dibangun berdasarkan titik dan garis dalam komputer, sehingga dapat dibesarkan seukuran gedung sekalipun tanpa berpengaruh terhadap resolusi dan kualitas gambar. Berbeda dengan format raster/bitmap yang dibangun dari kumpulan pixel dari sebuah gambar.
Untuk mendesain logo, gunakan aplikasi berbasis vector. Ada berbagai aplikasi gambar berbasis vector yang bisa ditemukan, seperti Adobe Illustrator, CorelDRAW (berbayar) atau InkScape (gratis).
3) Kriteria Logo yang Baik
Setelah mengetahui fungsi utama dan peran dari sebuah logo, kita akan mulai dengan tahapan mengenal kriteria logo yang baik itu seperti apa. Berikut adalah beberapa kriteria yang umum digunakan untuk mendesain logo :
Simple
Less is more! Logo yang baik itu sederhana. Semakin sederhana semakin baik. Logo tidak dinilai secara estetis tapi fungsi. Kesederhanaan dalam sebuah logo akan memudahkan fungsinya mengidentifikasi perusahaan yang diwakili. Selain itu, logo yang simple juga mudah diaplikasikan diberbagai jenis media dan dapat dipahami dengan cepat.
Unique
Kita mudah mengenali satu sama lain karena wajah setiap orang itu unik. Begitu juga dengan logo, semakin unik tampilan sebuah logo, maka akan semakin mudah dia stand-out dari logo-logo lain (terutama logo perusahaan pesaing).
Memorable
Logo yang baik itu mudah diingat (memorable). Logo tidak butuh banyak sekali embel-embel yang membuat audiens bingung. Sebuah logo yang mudah diingat akan sangat membantu meningkatkan citra perusahaan dan brand awareness dari perusahaan tersebut.
Relevan
Penting untuk diingat kalau fungsi utama dari sebuah logo adalah sebagai identifikasi. Jadi, usahakan relevansi yang jelas antara logo dengan entitas yang diwakili. Misal logo untuk produk digital sebaiknya menggunakan simbol dan tipografi yang memberi kesan dan nuansa selaras dengan tema digital, teknologi, dsb.
Aplikatif
Logo juga harus aplikatif dan mudah diterapkan pada berbagai media visual. Pertimbangkan faktor produksi seperti sablon, grafir, atau 3D sign. Aspek ini mengacu kepada simplicity / kesederhanaan yang harus dibangun dalam sebuah logo. Logo yang aplikatif dapat menghemat banyak sekali biaya produksi.
Timeless
Logo digunakan dalam waktu yang sangat lama, mungkin puluhan tahun atau bahkan ratusan tahun. Untuk itu, kesampingkan trend desain logo. Redesign sebuah logo akan membuat penggunaan logo menjadi tidak konsisten dan membingungkan kostumer. Selain itu, biaya setelah redesign akan sangat luar biasa.
4) Logo Mark, Letter Mark atau Kombinasi Keduanya?
Pada umumnya, logo dibagi kedalam beberapa jenis :
1) Logomark, yaitu logo yang hanya terdiri dari simbol.
2) Lettermark, yaitu logo yang hanya terdiri dari huruf yang biasanya menggunakan nama produk / jasa.
3) Kombinasi dari Keduanya, yaitu logo yang terdiri dari logomark dan juga lettermark.
Lantas yang mana sebaiknya yang harus digunakan?
Untuk menjawab pertanyaan diatas, ada baiknya kita melihat terlebih dahulu nama perusahaan yang ingin dirancang logonya. Lettermark biasa digunakan oleh perusahaan yang memiliki nama unik. Hal ini akan membuat nama perusahaan menonjol dan menciptakan koneksi langsung antara logo dan nama secara emosional.
Sebaliknya, logomark bagus digunakan apabila nama perusahaan terlalu generik, misal penggunaan nama-nama umum seperti Apple, Blue, Speed, Stone, dll. Dalam hal ini pengguaan simbol yang iconic dapat membantu perusahaan lebih mudah untuk diidentifikasi oleh audiens.
5) Memilih Typeface
Tipografi adalah salah satu unsur penting yang harus diperhatikan dalam desain logo. Berikut adalah beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan typeface untuk desain logo.
Unik
Sebaiknya hindari pengguaan font yang terlalu umum. Beberapa OS komputer seperti Window dan Apple biasanya punya font default yang sudah sangat banyak digunakan banyak orang. Ada baiknya memilih jenis font yang unik atau mendesain sendiri typface khusus untuk sebuah logo.
Readability
Faktor keterbacaan sangat penting pada penerapan tipografi termasuk pada desain logo. Hindari menggunakan font yang sulit terbaca. Selain itu, sebaiknya hindari menggunakan efek pada lettermark dari sebuah logo, seperti outline, shadow, emboss, dsb. Hal tersebut malah membuat logo jadi semakin sulit terbaca.
Ketebalan
Logo dalam aplikasinya berada pada berbagai macam ukuran. Pastikan logo dapat mudah dilihat dalam ukuran yang kecil sekalipun. Untuk itu, sebaiknya pilih jenis huruf yang memiliki ukuran ketebalan yang cukup sehingga mudah terbaca. Jenis huruf yang sangat tipis akan membuat typeface sulit terbaca dan hilang pada saat logo diperkecil atau berada pada jarak pandang yang jauh.
Relevansi
Setiap jenis huruf melambangkan suatu sifat yang bisa dirasakan audiens. Seperti sifat 'kokoh' dan 'kuat' jika kita melihat font yang memiliki ketebalan yang kuat, atau sifat 'feminim' jika kita melihat font yang dekoratif dan tipis. Pastikan memilih font yang relevan dengan perusahaan yang diwakili.
Jumlah Jenis Huruf
Batasi penggunaan jumlah font untuk logo. Terlalu banyak jenis font akan membuat logo menjadi rumit dan tidak estetis.
Kerning
Jarak antar huruf (Kerning) perlu dipertimbangkan ketika merancang logo. Pastikan untuk tidak membuat jarak yang terlalu rapat atau terlalu renggang pada typeface. Jarak yang baik akan membangun komposisi bentuk yang menarik pada logo.
6) Proses Mendesain Logo
Berikut adalah proses umum yang digunakan dalam mendesain sebuah logo :
Brief
Proses desain logo biasanya diawali dengan brief, pada tahap ini, desainer mencoba mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang dibutuhkan untuk mendesain logo seperti : Nama usaha, jenis usaha, target market, corporate positioning, kompetitor, segmen pasar, dsb.
Riset dan Brainstorming
Setelah terkumpul informasi yang dibutuhkan, proses beralih kepada riset serta brainstorming. Pada tahap ini, desainer mulai membangun konsep dan mencari ide.
Sketsa
Jika konsep dan ide sudah ada, proses dilanjutkan dengan membuat ragam sketsa dengan pensil dan kertas.
Vectorizing
Hasil dari sketsa kemudian ditransfer kedalam format digital (vector format). Biasanya, gambar hasil sketsa discan kemudian di tracing ulang menggunakan aplikasi vector seperti Adobe Illustrator.
Presentasi
Tahap selanjutnya adalah mempresentasikan desain kepada klien. Biasanya dalam presentasi desainer menjelaskan konsep dibalik logo yang telah dirancang, penggunaan warna, typeface, dsb.
Revisi
Setelah selesai dipresentasikan, biasanya akan ada revisi (perubahan) pada logo. Hal ini tentu bergantung kepada diskusi pada saat presentasi dengan klien.
1) Logo, Identitas, dan Brand
Banyak orang menganggap logo, identitas, dan brand dari sebuah perusahaan adalah sama. Tapi sebenarnya, kendati ketiga hal tersebut dimainkan dalam satu alur yang sama dan berfungsi saling mendukung, ketiga-nya memiliki definisi yang jauh berbeda satu sama lainnya, berikut penjelasannya :
Logo
Logo adalah suatu tanda atau simbol yang bertujuan mengidentifikasi sebuah perusahaan atau entitas. Logo tidak berfungsi untuk menjual, dia hanya mewakili identitas dari sesuatu.
Jika diibaratkan dengan seseorang, logo itu adalah wajahnya. Kita biasa mengenali seseorang ketika melihat wajahnya, baru kemudian teringat dengan sifatnya, prilakunya dan lain sebagainya. Begitu juga dengan logo yang mewakili perusahaan, kita mengenali perusahaan dari logonya, baru kemudian mengingat bagaimana pelayanannya, kualitas produknya, dan lain sebagainya.
Identitas (Identity)
Identitas adalah aspek visual yang membentuk bagian dari keseluruhan merek. Identitas merupakan perwajahan suatu perusahaan dalam bentuk visual seperti penggunaan warna, gambar, tipografi, dsb. Identitas biasanya mengacu kepada guideline atau pedoman yang dirancang khusus sebagai panduan dalam menggambarkan perusahaan dalam bentuk visual.
Contoh dari identitas biasa terdiri dari beragam perangkat visual seperti desain stationery, flyer, brosur, website, seragam, papan nama, dan berbagai perangkat lain yang tergolong kedalam bentuk visual.
Brand
Persepsi umum yang sering muncul adalah bahwa brand hanyalah sebatas logo, penggunaan warna, tipografi, dan sebuah slogan. Ini adalah persepsi keliru tentang brand. Lantas apa itu brand? Brand adalah persepsi emosional terhadap citra perusahaan secara keseluruhan. Brand dibangun dengan proses, konsistensi, dan komitmen.
Suatu brand akan membentuk persepsi positif jika memberikan kualitas dan pelayanan yang baik. Suatu perusahaan bisa berupaya membentuk brand yang positif, tapi keputusan tetap ada pada kostumer.
Brand terdiri dari berbagai aspek, seperti Brand Name (nama dari suatu produk atau jasa), Brand Positioning (segmen pasar dan prioritas jenis usaha), Brand Management (aplikasi tehnik marketing yang digunakan), dsb.
Kira-kira, jika diilustrasikan sebagai seseorang, Logo, Identitas, dan Branding kurang lebih seperti ini :
Logo dari Pak Mario Teguh adalah wajah Pak Mario, identitasnya adalah perawakan, cara berjalan, senyum, jenis pakaian yang dipakai, rambut klimis, kacamata, dll. Sedangkan brand-nya adalah sikap & prilaku seperti ramah, sayang keluarga, santun, murah senyum, menginspirasi, suka memberi nasihat, dan lain sebagainya.
2) Memilih Aplikasi / Software
Logo sebaiknya didesain dalam format vector graphic. vector adalah suatu format dimana bentuk grafis dibangun berdasarkan titik dan garis dalam komputer, sehingga dapat dibesarkan seukuran gedung sekalipun tanpa berpengaruh terhadap resolusi dan kualitas gambar. Berbeda dengan format raster/bitmap yang dibangun dari kumpulan pixel dari sebuah gambar.
Untuk mendesain logo, gunakan aplikasi berbasis vector. Ada berbagai aplikasi gambar berbasis vector yang bisa ditemukan, seperti Adobe Illustrator, CorelDRAW (berbayar) atau InkScape (gratis).
3) Kriteria Logo yang Baik
Setelah mengetahui fungsi utama dan peran dari sebuah logo, kita akan mulai dengan tahapan mengenal kriteria logo yang baik itu seperti apa. Berikut adalah beberapa kriteria yang umum digunakan untuk mendesain logo :
Simple
Less is more! Logo yang baik itu sederhana. Semakin sederhana semakin baik. Logo tidak dinilai secara estetis tapi fungsi. Kesederhanaan dalam sebuah logo akan memudahkan fungsinya mengidentifikasi perusahaan yang diwakili. Selain itu, logo yang simple juga mudah diaplikasikan diberbagai jenis media dan dapat dipahami dengan cepat.
Unique
Kita mudah mengenali satu sama lain karena wajah setiap orang itu unik. Begitu juga dengan logo, semakin unik tampilan sebuah logo, maka akan semakin mudah dia stand-out dari logo-logo lain (terutama logo perusahaan pesaing).
Memorable
Logo yang baik itu mudah diingat (memorable). Logo tidak butuh banyak sekali embel-embel yang membuat audiens bingung. Sebuah logo yang mudah diingat akan sangat membantu meningkatkan citra perusahaan dan brand awareness dari perusahaan tersebut.
Relevan
Penting untuk diingat kalau fungsi utama dari sebuah logo adalah sebagai identifikasi. Jadi, usahakan relevansi yang jelas antara logo dengan entitas yang diwakili. Misal logo untuk produk digital sebaiknya menggunakan simbol dan tipografi yang memberi kesan dan nuansa selaras dengan tema digital, teknologi, dsb.
Aplikatif
Logo juga harus aplikatif dan mudah diterapkan pada berbagai media visual. Pertimbangkan faktor produksi seperti sablon, grafir, atau 3D sign. Aspek ini mengacu kepada simplicity / kesederhanaan yang harus dibangun dalam sebuah logo. Logo yang aplikatif dapat menghemat banyak sekali biaya produksi.
Timeless
Logo digunakan dalam waktu yang sangat lama, mungkin puluhan tahun atau bahkan ratusan tahun. Untuk itu, kesampingkan trend desain logo. Redesign sebuah logo akan membuat penggunaan logo menjadi tidak konsisten dan membingungkan kostumer. Selain itu, biaya setelah redesign akan sangat luar biasa.
4) Logo Mark, Letter Mark atau Kombinasi Keduanya?
Pada umumnya, logo dibagi kedalam beberapa jenis :
1) Logomark, yaitu logo yang hanya terdiri dari simbol.
2) Lettermark, yaitu logo yang hanya terdiri dari huruf yang biasanya menggunakan nama produk / jasa.
3) Kombinasi dari Keduanya, yaitu logo yang terdiri dari logomark dan juga lettermark.
Lantas yang mana sebaiknya yang harus digunakan?
Untuk menjawab pertanyaan diatas, ada baiknya kita melihat terlebih dahulu nama perusahaan yang ingin dirancang logonya. Lettermark biasa digunakan oleh perusahaan yang memiliki nama unik. Hal ini akan membuat nama perusahaan menonjol dan menciptakan koneksi langsung antara logo dan nama secara emosional.
Sebaliknya, logomark bagus digunakan apabila nama perusahaan terlalu generik, misal penggunaan nama-nama umum seperti Apple, Blue, Speed, Stone, dll. Dalam hal ini pengguaan simbol yang iconic dapat membantu perusahaan lebih mudah untuk diidentifikasi oleh audiens.
5) Memilih Typeface
Tipografi adalah salah satu unsur penting yang harus diperhatikan dalam desain logo. Berikut adalah beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan typeface untuk desain logo.
Unik
Sebaiknya hindari pengguaan font yang terlalu umum. Beberapa OS komputer seperti Window dan Apple biasanya punya font default yang sudah sangat banyak digunakan banyak orang. Ada baiknya memilih jenis font yang unik atau mendesain sendiri typface khusus untuk sebuah logo.
Readability
Faktor keterbacaan sangat penting pada penerapan tipografi termasuk pada desain logo. Hindari menggunakan font yang sulit terbaca. Selain itu, sebaiknya hindari menggunakan efek pada lettermark dari sebuah logo, seperti outline, shadow, emboss, dsb. Hal tersebut malah membuat logo jadi semakin sulit terbaca.
Ketebalan
Logo dalam aplikasinya berada pada berbagai macam ukuran. Pastikan logo dapat mudah dilihat dalam ukuran yang kecil sekalipun. Untuk itu, sebaiknya pilih jenis huruf yang memiliki ukuran ketebalan yang cukup sehingga mudah terbaca. Jenis huruf yang sangat tipis akan membuat typeface sulit terbaca dan hilang pada saat logo diperkecil atau berada pada jarak pandang yang jauh.
Relevansi
Setiap jenis huruf melambangkan suatu sifat yang bisa dirasakan audiens. Seperti sifat 'kokoh' dan 'kuat' jika kita melihat font yang memiliki ketebalan yang kuat, atau sifat 'feminim' jika kita melihat font yang dekoratif dan tipis. Pastikan memilih font yang relevan dengan perusahaan yang diwakili.
Jumlah Jenis Huruf
Batasi penggunaan jumlah font untuk logo. Terlalu banyak jenis font akan membuat logo menjadi rumit dan tidak estetis.
Kerning
Jarak antar huruf (Kerning) perlu dipertimbangkan ketika merancang logo. Pastikan untuk tidak membuat jarak yang terlalu rapat atau terlalu renggang pada typeface. Jarak yang baik akan membangun komposisi bentuk yang menarik pada logo.
6) Proses Mendesain Logo
Berikut adalah proses umum yang digunakan dalam mendesain sebuah logo :
Brief
Proses desain logo biasanya diawali dengan brief, pada tahap ini, desainer mencoba mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang dibutuhkan untuk mendesain logo seperti : Nama usaha, jenis usaha, target market, corporate positioning, kompetitor, segmen pasar, dsb.
Riset dan Brainstorming
Setelah terkumpul informasi yang dibutuhkan, proses beralih kepada riset serta brainstorming. Pada tahap ini, desainer mulai membangun konsep dan mencari ide.
Sketsa
Jika konsep dan ide sudah ada, proses dilanjutkan dengan membuat ragam sketsa dengan pensil dan kertas.
Vectorizing
Hasil dari sketsa kemudian ditransfer kedalam format digital (vector format). Biasanya, gambar hasil sketsa discan kemudian di tracing ulang menggunakan aplikasi vector seperti Adobe Illustrator.
Presentasi
Tahap selanjutnya adalah mempresentasikan desain kepada klien. Biasanya dalam presentasi desainer menjelaskan konsep dibalik logo yang telah dirancang, penggunaan warna, typeface, dsb.
Revisi
Setelah selesai dipresentasikan, biasanya akan ada revisi (perubahan) pada logo. Hal ini tentu bergantung kepada diskusi pada saat presentasi dengan klien.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar